Media Bersosial

-
Selamat soreeeeeeeee dayang-dayangkuuuuu!

Banyak banget ide tulisan yg masih harus ter-pending akibat banyaknya projek-projek gak penting yg dikerjakan. Hehe

Barusan banget berpaling dari tab instagram, karena kok tiba-tiba muncul keresahan..

Sebelumnya masih mainan kardus, gambar-gambar, jari-jari lengket sama lem fox. Terus karena jenuh, dibuka lah sosial media ini ya kan. Nontonin story orang-orang. Bukannya terhibur, malah jadi mikir..

Kok ubin rumah dia bagus bgt sih?
Kok tanaman dia lucu ya, ga ngempleh kaya punya gue?
Eh dia udh jalan-jalan lagi aja…
Anjrit samsung baru cuuuy!
Gambarnya bagus bangeeet
Suaranya halus bgt… tinggi lagi..

Selesai ngoceh-ngoceh dalam hati, terus ngaca. Kebetulan ada cermin di depan muka.

Muka gue pucet banget..
Bibir gue gelap banget..
Rambut apaan sih nih?
Ini gue lagi gambar apaan sih? sampah..
Ini bentuk apa anjir ga realistis, udahlah cancel aja, buang.

Yang tadinya baik-baik aja, kok tiba-tiba merasa jelek…
Yang harusnya muji, malah jadinya dengki..
Takut, cemas, iri, benci, marah, kesel...

Gak tau sih ini intinya apa, cuma mau bilang, hati-hati di internet, guys!

Pamit dulu! Mau balik ke youtube sama pinterest! Aman! :D

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rindu Rimpang

-
Di Kerajaan Sayur-sayuran, rimpang-rimpang tua punya sejarah panjang. Mereka adalah penopang, akar-akar yang menyimpan cerita di dalam tanah, menjaga kehidupan. Di bawah bayang-bayang mentari yang menggigit, di tanah yang lembap, mereka tumbuh dan saling berpelukan dengan akar-akar yang lain, saling berbagi kekuatan.  Sejak dulu, Jahe dan Kunyit selalu bersama. Dari sejak kecambah pertama menyentuh tanah, hingga kini mereka menjadi rimpang yang besar dan kokoh, mereka tak terpisahkan. Namun, ada yang berubah.  Di bawah hamparan hijau, Kunyit mulai menjauh. Ia tak lagi tumbuh dekat, tak lagi mendekatkan akar-akar mereka seperti dulu. Kunyit punya teman-teman baru sekarang—Lada Hitam, Temulawak, bahkan Sereh yang selama ini selalu tampak angkuh. Mereka semua saling berdekatan, berbisik-bisik di bawah tanah, tertawa dalam diam.  Jahe hanya bisa mendengar dari jauh, dalam keheningan yang semakin menghimpit dadanya. Kunyit, rimpang yang penuh warna, mulai berubah sikap. Warnan...
Read more

Terbenam

-
Apa kamu suka sunset? Kala tengah terang menyanding gelap. Saling menyapa, merasa, menatap sesaat untuk kemudian bertolak. Ada tawa yang digenggam dan tangis yang menjelang. Berangkat berbekal bintang dengan jumawa mencabut awan. Tanpa ragu terjatuh meninggalkan darah berkabut.  “Halau aku” “Untuk apa? Esok aku datang lagi, semoga kelak kamu siap tanpa sangkal” “Maafkan aku” “Tak perlu, aku baik, dan akan terus baik” Belai halus terasa dingin, dari dada, berjalan mulus sampai ujung kuku. Demikian dia berlalu, tanpa lagi menoleh. Tidurlah sebentar, nanti indah akan datang tanpa permisi. Dengan menuang ribuan keping lautan lepas bercahaya. Sambut akan siap kelak. Apa kamu suka sunset? Indah, ya?
Read more

Catatan untuk Diri Sendiri

-
Ga akan adil untuk berharap bisa menghapus tahun-tahun yang lalu. Semua ada harganya, dan semua yang berharga ada maknanya. Ga ada yang salah, jalannya emang gitu. Mengutuk ga akan ngembaliin apa-apa. Ga akan bawa kemana-mana. Terima.  Jalanin. Selalu boleh untuk rindu, berharap untuk kembali yang tidak perlu.
Read more